Thursday, February 24, 2011

Kau pernah bertanya ..

Kau pernah bertanya apa yang aku pikirkan tentangmu

Asal kau tahu malam itu

di relung dada sana jiwaku begitu tersipu

hanya hati yang diam tersenyum di dalam

tapi mata dan lisan tak pernah bisa berkata walau sekedar bergumam

membuat tanya itu semakin memendam.

"Bagiku kau apa adanya

dan apa adanya dirimu adalah sempurna di mata"

Itu adalah pangakuan yang aku inign kau rasa

tapi tak sehelai hurufpun terdengar olehmu bahkan olehku di telinga.

Sekarang adalah malam yang keseribu

dan semua yang pernah kau ucap masih saja memburu.

Abah dan Aku

Catatan pendek Abah dan Aku:

Warna malam kurasakan makin pekat saja, pohon pohonpun terlihat semakin tua. Daun daun rambutan di depan teras yang beberapa bulan kemarin masih hijau sekarang sudah menguning berserakan di sisi kaki bangku panjang warna krem tempat Abah dan Aku duduk.

"Abah .... Seperti apakah rasanya menjadi tua?" Tanyaku sambil meminum air dalam botol kaca kepunyaan Abah. Kuperhatikan jam tanganku sudah sangat larut. Jarum jam itupun kurasakan seperti menguap dan mengantuk. Berdetak sangat lamban seolah olah serasa tua.

"Yaaah,,,,, seperti inilah, sama seperti apa yang kamu rasakan sekarang. Merasa tetap tumbuh.. makin tumbuh, hati rasanya makin kuat."

Hati rasanya makin kuat. Aku mencerna kata kata itu, perlahan rasanya meresap sampai ke ladang hatiku yang paling dalam. Walau badan kian melemah, tapi hati yang akan tumbuh makin kuat.

"Abah .... Kenapa barang barang yang sudah tidak dipakai masih disimpan juga?" Aku bertanya lagi, kali ini sambil memperhatikan boneka boneka bahan dan mainan mainan unik yang berdiri lemah dalam bufet coklat pendek.

" Kenapa kita harus membuangnya.. bukankah dulu barang barang itu pernah kita inginkan, kemudian kita membelinya, kemudian kita memilikinya, kemudian kita menyayanginya." Abah kemudian memperhatikan mainan mainan itu, terlihat seperti mengenang sesuatu.

Ah .. barang barang itu ,, terlihat sangat tua bahkan usianya terlihat lebih tua dari aku; warna yang semakin mengabur yang terlihat pada mainan mainan itu memperjelas banyak cerita yang dulu tercatat, dan sekarang menjadi kenangan.

Kita memang bisa berada dimana saja saat hidup itu dimulai, saat masa depan membentang di depan dan masa senja yang nantinya akan kita rasakan sendiri; dimana gigi mulai rontok dan rambut hitam yang kita banggakan nantinya akan semakin tipis dan memutih, pandanganpun memudar, wajah yang keriput, kita terkadang jarang menyadari, tapi itu sedang terjadi.

Namun hati yang akan tumbuh makin kuat, harus tumbuh makin kuat.

Ciputat, akhir Desember'10

(Untuk Abah yang telah mengajarkan makna dari setiap perjalanan, I miss you ^_^)

Catatan Alam

Di dunia yang semakin mengabur, warna warna mengelupas dari tembok yang dinodai ribuan celaan. Yang tambah melimpah, merampas kemarau dari kubangan air hujan. Yang tetap kecil, menangis terisak dibayangi raut kejam kekeringan.

Pohon pohon dikepung dan dikeroyok habis habisan tanpa belas kasih. Begitupun lautan menjerit meminta tolong agar tubuhnya berhenti dijarah.

Nampaknya alam mulai goyah lantaran nyalinya diremehkan mahluk berinsting paling tinggi. Namun massa akan tetap berlayar seiring dengan jauhnya pelabuhan. Karena mungkin dulu pada mulanya, kerangka dunia dibangun dengan indera dan manusia yang memahat sendiri dunia.

Makin Hari

Telah kuperingatkan hati agar belajar untuk lapang

Tapi rasa walau tak kubiarkan hadir tetap hidup juga ia

Makin kusimpan makin tumbuh juga ia ..

makin hari, makin tinggi, makin dalam, makin kuat ..

Tanah yang Menangis

Semua kebencian yang menyelimuti hati

Semua resah yang menutup nurani

Batinku tak bisa bungkam

Manakala zaman mengamuk

Membakar gedung gedung

dalam seru tangis darah

Jalan jalan memerah

dan api melahap pedihku

Terlalu bising ..

Berisik ..

Dengan nada yang sumbang

Bom meledak

Menantang angkasa.

(Untuk setiap jengkal tanah yang menangis dan kegelisahan angin yang tak pernah diam)

Garis Tangan

Terbuat dari apakah garis tangan?

Kau jawab itu dilukis oleh kenangan

Menurutmu garis tangan menyimpan sejarah juga angan

Aku ternyata masih mengenang.

Sejak itu setiap kali duduk sendiri di bis kota

Ketika mendengarkan puisi dalam lagu kita

Kucoba membaca tidak hanya sejarah

tapi juga asa ..

Kuamati setiap garis di kiri tangan

Rasanya seperti membaca peta perjalanan

Berada di mana sekarang kita?

Tiba tiba saja

Tiba tiba saja aku ingin berjalan di tengah gerimis

Merayu kembali cinta yang terdiam dalam imajis

Kalaupun cinta itu

nantinya sulit untuk kugubris

Kupinta pada langit

biarkan hujan turun saat kumeringis

Agar tak ada yang melihat air mataku saat menangis.


Kurus tak terurus

Kurus tak terurus

Kering tak punya daging

Mereka dipaksa berjuang untuk tetap bernafas

Balita lain memilih pulang sebagai pecinta Tuhan

Sungguh tanah ini

Terlalu kejam bagi kehidupan

Orang tuanya bukan tidak cinta

tapi tak berdaya..

Seolah alam tak punya hati

Atau manusia sendiri yang pura pura mati.

(Mengenang fenomena gizi buruk yang sama sekali tak ada peningkatan kesejahteraan hidup yang lebih layak)

Kita mau marah

Kita mau marah,,

melotot,,

tertawa,,

atau menangis..

Toh pada dasarnya semua sudah usai

Orang datang dan pergi sesuai seleksi alam

Ada yang akan tetap bertahan karena merasa inilah tempatnya ..

Ada yang berlalu begitu saja karera merasa yakin dan akan tetap mencari ..

Tapi yang jelas,

Kita harus tetap bertahan

karena jalan masih panjang ..

Monday, February 14, 2011

Saat itu ..

Saat itu, kita duduk berhadapan
Tapi kau hanya diam
Padahal aku tahu
Kau sedang memikirkan aku
Aku ingin mendengar
Detak jantungmu yang gelisah
merindukan aku..
Dengan malu kau palingkan wajahmu
saat tak sengaja kutatap
Maaf ..
Karena aku juga memalingkan wajahku
saat kau menatap mataku ..

Rindu pagi ..

Kudengar cerita tentang rindu pagi
Diantara kebebasan hembus nafas angin
Dongeng daun daun menjelma puisi
Hingga gelisah kutawar jadi damai

Potret fajar ini menyilaukan hati
Bersama panas mentari
Kuatkan mimpi mimpi
Letihku terbawa asap knalpot
yang hitam mencekam
Melambung tinggi
Mengejar pagi

Ke angkasa kan kuterbang
Gapai bintang bintang
Yang tiap malam selalu
Memaksaku tersenyum
Ke angkasa kuberlari gapai mumpi mimpi
Yang tiap malam kerap kali
Mengganggu tidurku.

(Nyanyian pulang kampung, bis Mataram-Taliwang'06)

Saat langit runtuh ..

Saat langit runtuh
dan daun daun menangis
Saat gerimis menghapus sunyi
dan pohon pohon semakin kuat
saat itulah ..
Matahari akan tertawa
dan burung burung tersenyum lebar
kemudian ..
Hari ini akan jadi milikmu
Milimu adalah hari ini
Kau akan hidup hari ini.

Loe ..

LOE GAK AKAN PERNAH TAHU RASANYA

" MERDEKA"

SEBELUM LOE PERNAH
NGERASAIN APA YANG NAMANYA

"BERJUANG"

Bagaimana bisa ..

Bagaimana bisa kami BERBICARA ..
Meringis saja begitu sulit
Tangan dan mulut kami
telah DIBUNGKAM ..
Hanya mata
yang dapat melihat KEBENARAN.
Andai saja hati ini mampu BERSAKSI
Dengan jiwa yang MERDEKA
kami akan berkoar tentang KEADILAN !

Aku takut ..

Aku takut ..
Aku takut menuntut DEMOKRASI dari bangsa ini
Aku takut ..
Aku takut menagih DEMOKRASI dari janji sang pemimpin
Aku takut ..
Aku takut berbicara tentang DEMOKRASI
Aku takut ..
Aku takut tidak layak menjadi seorang DEMOKRAT sejati.

Tentang budi ..

Ternyata semua orang pernah berfikir perekengan, karena memang tak ada yang gratis. Tentang budi, balas budi. Itu bukanlah budi, budi bukanlah sesuatu yang dijadikan hutang yang harus dilunasi. Budi adalah sebuah kebaikan, yang tidak pernah memaksa siapapun, tidak pernah menghakimi siapapun, tidak membuat resah siapapun, tidak meminta balasan apapun, tapi hanya ingin membahagiakan perasaan setiap orang. Hamya inign memberi setidaknya sedikit kedamaian.
Semuga semua orang memilki keluhuran budi, yang akan menuntun perasaan mereka untuk kebaikan selalu.

Kembali datang ..

Kembali laagi datang kesepian yang tak pernah kupanggil. Tapi jujur saja, terkadang aku merindukan kesendirian di saat semua orang mendambakan keramaian. Aku sering berfkir apakah ini suatu perasaan yang asing. Tapi tidak, ternyata ini adalah persaan istimewa. Istimewa karena dapat menghargai diri sendiri, dapat memahami kehendak sendiri.
Tapi jangan salah dulu, ini hanya sekedar definisi kesendirian dalam kamusku tentu saja. Tentu saja akan berbeda dalam kamus hidup setiap orang. Setiap orang memiliki ciri khas perasaan yang berbeda, dan memiliki kesendirian yang berbeda.

Semeja ..

Anggap saja kita semeja dan menikmati kopi hangat bersama, meskipun kenyataanya jarak kita ribuan mil jaunya.. tapi aku seakan akan bisa mnghirup harum kopimu dan aroma sandalwood kesukaanmu tentu saja. Aku merasa kita seperti dulu, duduk berhadapan dan berbicara tentang puisi puisi, tentang kita. Tak bisa kupercaya ini .. Indraku merasakan seolah olah nyata saja, seperti kita satu di kotaku. Kupilih kotaku saja sebagai tempat khayalan kita. Ada cafe kecil yang manis dekat rumah kontrakanku, kubayangkan suatu saat kita berkencan disana nantinya, duduk di kursi kayu paling depan dekat jalan setapak. Biar nanti jikalau tak dapat kukendalikan debaran jantungku karena menatap lembut matamu, toh aku bisa melihat jalan setapak meskipun hanya ada rumput rumput yang tidak terlalu tumbuh banyak kurasa.
Sederhana memang untukmu, tapi lebih dari itu untukku. Entah kapan kita akan semeja.. Kalaupun nantinya semeja tapi belum tentu aroma kopi kita masih sama. Bisa saja kau nantinya sudah tak suka lagi kopi hangat. Tak apalah.. Aku tunggu saja suatu hari, ketika waktunya kau memang sudah lelah dan memutuskan mampir ke kotaku akhirnya.. sehingga kita benar benar semeja duduk bersama dengan jarak tumpukan prosa prosa tentang cinta.

Saturday, February 12, 2011

Bahasa ..

Anggun rasanya memandang

pantai yang sedang berbahasa

sudah lama tak berjalan seperti ini

hampir satu tahun kalau diraba.

Tak sama seperti dulu memang

warna pasirpun berubah

sekarang sedikit kelabu..

laut sedang pasang nampaknya

dulu deburannya tak pernah sampai ke ujung kaki

sejuk memang ketika jemari mulai basah.

Kudengar nada ombak lebih berirama

terumbu karang tak sehalus dulu

tapi matahari menaburi senja yang sama

langit jingga yang masih setia akan damainya.

Berbeda sekali bahasa yang kutulis sekarang

Seperti warna dermaga sore ini

sendiri dan sepi ..

ada kelapa tua terombang ambing oleh ombak

seperti tulus dibasahi buih buih

tetap saja indah semua terlihat

karena hatiku memutuskan untuk menikmati

Thursday, February 10, 2011

Anak Fajar ..

Anak anak fajar ..
bersandarlah di tanganku
kan kuciptakan sayap
agar kau mampu melawan arus
rindukanlah waktu waktu kebebasan
masa masa kemerdekaan
di saat semua abad tersenyum
pada tahun tahun perjuangan.
Kan kulukis langit malam
sebagai salam atas kemenangan
biar senja selalu menenggelamkan sedihmu
dan lautan senantiasa menjagamu
dari keterasingan zaman
dan angkuhnya sejarah lawan
Ini adalah kesetiaan hidup
yang menuntun jemarimu mengais mimpi
bukan sekedar membantumu berdiri
tapi juga sebagai semangat juang
karena kau tulus merelakan senyum
untuk tawa yang pernah hilang.

Laut ..

Hadiah dari laut hanyalah hembusan yang keras dan kadang peluang untuk merasa kuat. Aku tak tahu banyak tentang lautan, tapi aku tahu begitulah adanya di sini. Dan aku juga tahu betapa pentingnya itu dalam kehidupan. Tak hanya menjadi kuat tapi untuk merasa kuat. Menguji diri setidaknya satu kali, menemukan diri setidaknya satu kali dalam kondisi manusia yang paling tua. Menghadapi batu yang buta dan tuli sendirian, tanpa ada yang menolongmu kecuali tangan dan kepalamu sendiri.

(The sea's only gifts are harsh blows, and occasionally the chance to feel strong. Now, I don't know much about the sea, but I do know that, that's the way it is here. And I also know how important it is in life, not necessarily to be strong, but to feel strong. To measure yourself at least once, to find yourself at least once in the most ancient of human conditions, facing the blind, deaf stone alone with nothing to help you but your hands and your own head)

"Into the Wild"


Tuesday, February 8, 2011

Mengapa begitu sulit ..

Mengapa begitu sulit menjalani ini semua ..
selalu teringat padamu.
Kadang marah, jengkel, bahagia ..
Kau tahu sayang ..
kau benar benar membuatku jatuh hati.
Aku rasa aku jatuh cinta padamu
Aku tak merasa ragu sedikitpun
Aku benar benar jatuh cinta padamu
Rasanya ingin segera kuungkapkan
ingin segera melihatmu
aku rasa kau juga begitu ..
kenapa kita membuatnya begitu sulit
semuanya begitu rumit
kau membuatku benar benar tak bisa berpaling
Kau terlihat begitu sempurna
apa adanya ..
begitu manis ..

Pernakah kau merasakan ..

Pernahkah kau merasakan cinta?
Rasanya segala sesutau menjadi lebih mudah,
kau rasanya bisa menyentuh bulan yang tinggi itu,
rasanya seperti bermimpi saja, seperti mustahil.
Pernahkah kau merasakan perasaan indah itu ..
meskipun perasaan sedang tidak baik,
tapi mengapa rasanya semuanya akan baik baik saja.
Menjadi orang yang sedikit sabar,
sabar ingin melihatnya.
Merasa seperti menjadi orang dewasa,
padahal perasaan ini sungguh kekanak kanakan.
Tak mampu kulukiskan seperti apa perasaan ini.
Aku selalu menunggumu disini dari dulu sampai sekarang,
datanglah cepat .. aku ada di sini.

Hujan turun ..

Hujan turun begitu deras. Angin terasa sangat dingin bertiup makin kencang, menusuk kulit sampai ke tulang. Aku bersyukur di saat cuaca di luar sana begitu dingin, aku justru merasa begitu hangat karena diselimuti oleh kain tebal dan beristirahat di atas tempat tidur yang empuk dan makanan makanan enak. Ya ALLAH .. bagaimana dengan orang orang yang tidak seberuntung aku? Di saat cuaca deras seperti ini mereka pasti sangat kedinginan, basah kuyup dan kelaparan. Orang orang pinggiran yang hanya bisa melepaskan lelah di emper emper pertokoan. Orang orang yang memilih tinggal di kolong jembatan, orang orang pengais sampah yang hanya mampu membangun ruang sempit di rumah kardus mereka. Mengapa aku menjadi orang yang sering mengeluh hanya karena hal sepeleh. Padahal di luar sana, di sekitar kita, ada orang orang jalanan yang pantang untuk mengeluh, dan mensyukuri sekecil apapun rahmat yang mereka terima. Merekalah orang orang yang kuat dengan mimpi mimpi. Mimpi mungkin sederhana bagi kita, namun mimpi yang sederhana itu membuat mereka membuat mereka tetap bertahan. Untuk bisa makan saja adalah mimpi bagi mereka. Mereka adalah orang orang yang tabah, berusaha untuk memahami arti menghaargai hidup. Ya ALLAH Yang Maha Lembut, Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Engkau bersama orang orang yang bersungguh sungguh, berikan mereka kehidupan yang senantiasa bahagia dengan semua yang mereka terima.

Seorang yang biasa ..

Hamba hanya seorang yang biasa,

Yang tak pernah brhenti mempertanyakan apa itu cinta ..

Sesuatu yang belum pernah hamba sentuh

Apakah arti dari mimpi-mimpi yang seakan menguatkan rasa ini

Siapakah sosok pangeran itu .. yang selalu terlintas dalam mimpi-mimpi ?

Apakah dia seseorang yang Engkau ciptakan untuk hamba ?

Dimanakah dia berada ?

Apakah dia yang selalau hamba lihat setiap hari ?

Apakah dia yang terkadang tak pernah hamba hiraukan ?

Apakah dia yang selalau hamba ajak bicara ?

Apakah dia yang pernah hamba sakiti hatinya ?

Ataukah dia yang terkadang hamba rindukan ?

Tanya ..

Yang sampai saat ini belum hamba temukan jawabannya

Terima kasih ..

Atas orang-orang yang datang dan pergi

Walau hanya dalam mimpi

Tak apa ..

Karna hamba mulai mengerti

Bahwa cinta itu nyata.

Sang Maha Pencinta ..

Sang maha pecinta yang memiliki cinta yang sebenarnya ..

Apakah Engkau telah meniupkan cinta dalam setiap hembusan nafas ini ?

Seperti apakah cinta yang Engkau tiupkan dalam jiwa itu ?

Aku pernah merasa cinta itu hidup,

Cinta itu ada di dalam sana,

Tapi .. tak pernah kusentuh

Dan tak bisa kusentuh ..

Cinta itu begitu dekat, tapi mengapa terasa jauh ..

Apakah ini hanya mata hati yang buta di dalam dada ?

Nyatakah ia ?

Nyatakah aku ?

Nyatakah jiwa ini, hati ini, rasa ini ?

Mengapa mata ini, telinga ini, bibir ini, seakan tak nyata ..

Apakah itu semua nyata ?

Kapan cinta itu menjadi nyata ..

Jika memang belum waktunya, jagalah cinta itu

Agar tetap putih ..

Tetap murni ..

Lembut ..

Hingga cahaya yang bening itu setia menemani jiwa yang resah

Sampai waktu yang begitu suci itu tiba

Memuliakannya dengan keyakinan,

Dengan keikhlasan,

Kesabaran,

Agar cinta itu bisa mencintai ..

Agar cinta itu tetap abadi.

Sederhana saja ..

Sederhana saja ..

Semua yang pernah singgah

kusadar tak mungkin kulupa

setiap ucapan..

setiap tawa..

setiap tatapan ..

Ada cerita..

pahit dan manis

untukmu untuk kita

untuk cintamu cintaku

yang tak mungkin terulang

Tapi ..

Aku selalu percaya keajaiban

dan setiap dari kita akan mendapatkannya ..

Monday, February 7, 2011

Yokohama ..

Pelabuhan Yokohama 4 November 2010, masih terdengar burung camar di pagi hari saat fajar yang indah disebelah timur sana; muncul dibalik jembatan putih Yokohama.
Hari ini adalah hari pelepasan Fujimaru untuk mulai berlayar. Di awali "Morning Call" sebagai pemyemangat untuk bangun.
Upacara kenaikan bendera untuk pertama kalinya adalah bendera Jepang. Baru kali ini aku mendengar dan melihat langsung orang Jepang menyanyikan lagu kebangsaannya yang sendu dan merdu, aku terharu saat itu, aku sekarang jadi lebih patriotis.
Saat sore harinya, orang tua angkat selama homestay diundang ke kapal untuk perpisahan. Begitu indah rasanya saat saat ini, begini rasanya melambai lambai di atas kapal, membuang beraneka warna pita membentuk kesatuan yang beraneka rupa, sangat meriah, ramai dan penuh warna.
Sekali lagi aku terharu, diseberang sana di bukit kecil tempat rumput rumput, sekelompok orchestra drum band mengiringi fujimaru melepas sauh. Symphony yang cantik dan lambaian tangan yang menyenangkan. Ada rasa indah dalam hati yang membuatku tidak bisa berkata kata. Aku hanya terkesima dan terhanyut dalam suasana yang langka untuk dimiliki setiap orang; kerlap kerlip kamera, teriakan, bukit hijau, bangunan putih, jembatan megah, langit jingga dan matahari terbenam ...
Sangat indah ..
Yokohama.

Fujimaru ..

Akhirnya aku menaiki kapal itu juga.. kapal yang selama ini menjadi impian . Seperti mimpi saja tapi semuanya memang nyata. Aku tak mengerti rasa hati ini, rasanya tidak bisa digambarkan, pemandangan disekitar begitu indah, sebuah pelabuhan yang luar biasa indah. Yokohama, kota pelabuhan yang indah. Laut biru yang begitu bebas lepas, dihiasi oleh bangunan bangunan kotak yang tinggi menjulang, sebuah kincir permainan sebagai pemanis, dan hamparan rumput di bukit kecil yang menawan, matahari yang bercahaya, dan suara burung camar merdu yang makin menghidupi suasana khas Jepang.
Semalam di fujimaru diisi dengan berbagai macam aktivitas; acara penyambutan yang dibuat meriah, orientasi yang diusahakan tidak membosankan, dan makan malam dengan antrian 300 pemuda. Makanan yang serba enak; beef, spaghetti, seafood, salmon fish, dan masih banyak lagi daftar menu makanan super enak yang tidak bisa kumakan, nikmati saja apa yang ada wahai vegetarian.. kalian menikmatinya bukan? Nyummmy... ^_^
Jam 23.00 saatnya "Night Call"... seluruh pemuda yang untuk pertama kalinya bertugas saat itu adalah Solidarity Group B yang bekerja dengan hebat. Ucapan selamat tidur yang sangat manis "Selamat malam Indonesia", setelah itu semuanya bernyanyi accapela .. merdu sekali rasanya .. kurasakan begitu hangat hingga mataku mulai terpejam malam itu.
Baiklah.. selamat malam juga semuanaya,
Oyasuminasai ..
Goodnight ..
(Fujimaru, 3 November 2010)

Sunday, February 6, 2011

Tokyo ..

It was like a dream when I opened my eyes from the tight sleeping

on the plan (Japan Air Lines)..

There are some clouds with the colors ranging from pale red to orange,

Seemed like the sun is already called from the east.

Little by little it turned into bright yellow ..

Then I found the beautiful vanilla sky.

All the thing looked so different here..

The different world from my world.

It’s just the beginning ..

The plan later was on the land of narita when the time was showing morning 8 o’clock.

27 youths of Indonesia participant were ready for the baggage

terrible, complicated, hectic, tired, powerless, sleepy,

fighting, happy, laugh, admired... then bless sense, such perfect feeling.

The Admin Staff of Japan is already smile in front of arriving door.

"Hachi".. is the woman who said “Selamat datang” with her Japanese accent

on the first time meeting.

“Hachi”.. I do really like that name,

It’s like the name of legend dog in Japan; Hachiko.

The journey to the cabinet office was really nice by bus;

The friends sang Shimauta and Sukiyaki,

Seemed like they sang from their heart made the songs were so comfortable to heard.

I dont know why I always like sitting close to the window

I just stared out from the bus..

then enjoyed the high and white building, the pride of all Tokyo ..