Friday, September 4, 2015

percikan




Dia menyentuh lenganku ketika duduk disampingku. Dia tak pernah sebelumnya benar-benar nyaman dan benar-benar berbicara kepadaku. Dia mengajakku berbicara dan menyentuh lenganku beberapa kali. Beberapa kali memilih duduk di sampingku. Sekali aku pernah tak sengaja mendapatinya memandangku. Beberapa detik ia kemudian memalingkan wajahnya. Dia akan datang padaku ketika aku beranjak, dia akan berada disampingku ketika aku berdiri. Aku suka ketika dia berdiri tepat dibelakangku, dia tak mendahuluiku berjalan. Hanya ketika dia pergi, hanya ketika dia pergi hatiku kehilangan. Tak pernah terjadi pada siapapun, kecuali dia. Hatiku sedih ketika memintanya datang tapi dia tidak bisa. Aku ingin melihatnya sebelum dia pergi jauh ke negeri jauh. Aku ingin melihatnya, mungkin Desember ini dia tidak akan datang. Dia begitu jauh di negeri selatan sana, di saat aku memilih berjalan ke utara. Dia seperti langit utaraku, bercahaya, berwarna hijau indah aurora, bertaburan setuja bintang. Dia langit utaraku yang bercahaya dan tidak menyilaukan. Aku suka.