Thursday, January 5, 2012

Di Suatu Hari Nanti



Aku ingat secangkir kopi yang mirip lelaki; hangat dan manis, mereka kompak sekali membuatku tidak bisa tidur. Hebat sekali.

Bagaimana jika kita bertemu seseorang dan merasa pernah bertemu sebelumnya. Dan hatimu menjadi penasaran bukan main. Pada kahir November kemarin, aku bertemu dengan seorang lelaki. Pertama kali melhatnya aku merasa seperti begitu dekat, sangat tidak asing, seperti aku sudah pernah berkenalan begitu lama dengannya. Aku bingung mengapa merasa seperti itu, sampai-sampai aku berfikir mungkin dia keluargaku yang lama tak bertemu. Tapi itu sangat tidak mungkin, karena itu adalah pertama kali kami bertemu dan kami beda kota asal.

Menghabiskan waktu seharian itu bersama-sama, membuatku makin penasaran dimanakah aku pernah melihat lelaki itu sebelumnya, seperti mirip seseorang yang aku kenal. Dia hangat dan manis, dan yang paling membuatku penasaran adalah cahaya matanya yang lembut dan tenang. Aku rasa aku pernah melihat cahaya mata yang seperti itu, dan entah dimana itu, di suatu tempat yang entahlah. Rasa penasaran seperti itu membuatku tidak bisa tidur, ada suara dalam hati kecil yang membuatku begitu yakin bahwa aku pernah melihat cahaya mata yang seperti itu sebelumnya. Mungkinkah seseorang bisa memilki cahaya mata yang sama? Aku rasa cahaya mata adalah pancaran isi hati, pancaran suara jiwa, tapi mungkin saja seseorang bisa memiliki cahaya mata yang sama dengan seseorang yang lain.

Desember telah usai dan tahun yang baru sudah dimulai, selama itu juga lelaki itu selalu mengganggu ingatan. Tadi malam aku bertemu dengannya, itu adalah pertemuan yang kedua. Pertemuan yang singkat, seperti hujan yang sebentar namun mampu mengguyur ingatan sepanjang malam. Aku bingung sendiri karena sampai sekarang belum juga kutemukan jawabannya di manakah tempat aku pernah melihatnya. Memang begitu banyak tanda tanya dalam kehidupan, dan mungkin tidak semua ada jawabannya. Tapi seseorang memang harus mencari kemudian menemukan. Tentang sesuatu itu, jalan semakin panjang dan sesuatu itu ada di suatu tempat. Suatu hari nanti mungkin kami akan bertemu lagi, dan itu akan menjadi pertemuan yang ketiga dan seterusnya dan seterusnya sampai tak akan ada lagi hitungan. Jadi, mari kita berjalan saja. There will be an answer, let it be*.

*)The Beatles: Let it be.

No comments:

Post a Comment