Tuesday, August 16, 2011

Aku, Adik, dan Abang ..

Aku, adik dan abang ..


Seperti jejak kaki di atas batu, ada sekisah lalu yang sulit meluruh,

jejak kali ini tentang aku, adik, dan abang yang saling bekunjung di

mimpi di jantung. Kemarin dulu jejak kaki aku, adik, dan abang, mungkin

akan anda temukan jika suatu saat berkunjung ke jantungku jauh-tempuh.

Di dalamnya menampak roh kecil kami yang bermain dengan detak nadinadi

riuh-sepi. Kesepian pertama tentang ibu jari yang tak sama sunyi, jika anda

ijinkan aku membisiki kesepian yang kedua; adalah kami yang tertidur bertiga

dan menutup mata sendiri-sendiri. Kemudian aku, adik, dan abang bermimpi

tentang hidup yang sendiri. Aku bilang aku tak mau mimpi bahkan tak mau tidur,

karena tak bisa melihat adik dan abang. Tapi sebelum tidur abang menggenggam

jemari aku dan adik, dia kata bahwa ketika saling menggenggam jemari ketika tidur,

kita akan bertemu dalam mimpi. Mimpi pertama aku bertemu adik dan abang dan

aku senang ingin tidur saja selamanya. Tapi aku, adik, dan abang harus bangun

sendirisendiri, seperti menutup mata sendirisendiri.



(Mataram, 16 Juni 2011)

No comments:

Post a Comment