Tuesday, August 16, 2011

Di Fujimaru

Di Fujimaru


Ketika Fujimaru meninggalkan Yokohama, aku sangat sunyi di tengah keramaian

Harmonika serupa lelaki yang kehilangan

Dia adalah rindu pada tanahnya yang tak berkesudahan

Pada aku, serenade kapal itu lebih melankolis dari warna awan

Yang putih kau kata sunyi, tak ada merah muda yang kerap kita simpan pada debar dada


Tapi kau lebih suka biru, yang haru dan menderu lukisan laut

Apa laut juga angin, yang bergelora seperti kau dan memberi denyut

Di Fujimaru itu, merah dan putih berkibar di tiup harmonika yang kalut

Kita berdiri di sisi tiangnya, dan pelabuhan lebih menyerupai jiwa yang hanyut.


Senja adalah lalu, Yokohama menjadi titik pada langit yang menjelma tanda tanya;

tentang samudera yang mendera juga cinta dengan takdirnya.


(Mataram, 27 Juli 2011)

No comments:

Post a Comment