Wednesday, November 14, 2012
sajak saya di majalah sastra kappas edisi #2 maret 2012
Renungan Biru
di musim angin daun-daun menjadi biru
kita yang di bangku taman memandang ke langit
barangkali tak lagi muda, mega-mega yang berjalan pelan di atas.
menutup mata sendiri-sendiri
masih terdengar suara halus di banyak pohonan
pelan dan syahdu, seperti bunyi kelapangan di pojok kota
umpama kita masih duduk di bangku taman ini
belum mau juga beranjak kaki kita yang suka saling mendengar
betapa daun-daun itu bermelodi lebih biru ketika berguguran
seseorang di antara kita akan beranjak juga akhirnya
dan bunyi langkah-langkah yang menjauh
betapa blues paling sendu.
2012
Angin Pengembara
seorang angin mengembara tanpa bicara
mencari sebuah apel ke tempat yang jauh
di sebuah kota dengan warna cat tua,
bertahun-tahun seseorang menunggu cintanya
menggenggam sebuah apel yang semakin memerah.
pada suatu masa, angin akan berhenti di sebuah jalan
dan menjadi pohon apel.
2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment