Di dada, senja paling remang ..
Matahari temaram, cahaya yang melindap melewati
lorong dada. Aku temukan kau sayang, menggambar-gambar
cinta seperti perempuan, menerka-nerka warna paling genang
dan menenggelam seperti khayalan. Hati yang galau, apakah
setiap jiwa merindukan kesepian? Untuk meraba hidup yang
sebenarnya sunyi, yang sendiri. Bukan yang dongeng kerap
menelusup dalam kantuk menjadi mimpi, atau tentang keterjagaan
yang mesra di waktu paling larut, paling subuh.
Hanya pada langit bintang menjadi kembang, menjadi dongeng paling
kenang. Di dadamu kuncup-kuncup menunggu cuaca, hujan dan matahari
pada musim yang biru, pada dalam cinta yang setia menunggu, yang
selalu merindu. Kaukah itu sayang, ruang dada paling remang dengan
lukisan senja di dindingnya?
oh, senja itu mungkin kita, yang tenggelam dalam semudera hati paling petang
Kemudian melarut dengan malam, dengan detak-detak doa serupa denyut jantung;
esok semoga matahari akan tenggelam lebih dalam ..
(Mataram, 15 September 2011)
No comments:
Post a Comment