Monday, December 12, 2011

Di dada, senja paling remang ..

Di dada, senja paling remang ..


Matahari temaram, cahaya yang melindap melewati

lorong dada. Aku temukan kau sayang, menggambar-gambar

cinta seperti perempuan, menerka-nerka warna paling genang

dan menenggelam seperti khayalan. Hati yang galau, apakah

setiap jiwa merindukan kesepian? Untuk meraba hidup yang

sebenarnya sunyi, yang sendiri. Bukan yang dongeng kerap

menelusup dalam kantuk menjadi mimpi, atau tentang keterjagaan

yang mesra di waktu paling larut, paling subuh.

Hanya pada langit bintang menjadi kembang, menjadi dongeng paling

kenang. Di dadamu kuncup-kuncup menunggu cuaca, hujan dan matahari

pada musim yang biru, pada dalam cinta yang setia menunggu, yang

selalu merindu. Kaukah itu sayang, ruang dada paling remang dengan

lukisan senja di dindingnya?

oh, senja itu mungkin kita, yang tenggelam dalam semudera hati paling petang

Kemudian melarut dengan malam, dengan detak-detak doa serupa denyut jantung;

esok semoga matahari akan tenggelam lebih dalam ..

(Mataram, 15 September 2011)

No comments:

Post a Comment