Dia menyentuh lenganku ketika
duduk disampingku. Dia tak pernah sebelumnya benar-benar nyaman dan benar-benar
berbicara kepadaku. Dia mengajakku berbicara dan menyentuh lenganku beberapa
kali. Beberapa kali memilih duduk di sampingku. Sekali aku pernah tak sengaja
mendapatinya memandangku. Beberapa detik ia kemudian memalingkan wajahnya. Dia
akan datang padaku ketika aku beranjak, dia akan berada disampingku ketika aku
berdiri. Aku suka ketika dia berdiri tepat dibelakangku, dia tak mendahuluiku
berjalan. Hanya ketika dia pergi, hanya ketika dia pergi hatiku kehilangan. Tak
pernah terjadi pada siapapun, kecuali dia. Hatiku sedih ketika memintanya
datang tapi dia tidak bisa. Aku ingin melihatnya sebelum dia pergi jauh ke
negeri jauh. Aku ingin melihatnya, mungkin Desember ini dia tidak akan datang.
Dia begitu jauh di negeri selatan sana, di saat aku memilih berjalan ke utara.
Dia seperti langit utaraku, bercahaya, berwarna hijau indah aurora, bertaburan
setuja bintang. Dia langit utaraku yang bercahaya dan tidak menyilaukan. Aku
suka.